BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Geografi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal tentang bumi, termasuk gejala – gejala alam dan manusia, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi dan kependudukan.
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan dan sulit atau bahkan tidak bisa dideteksi.
1.2. Masalah.
Berdasarkan pada rumusan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dalam hal ini dapat diketahui suatu masalah sebagai berikut :
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan gempa bumi?
1.2.2. Apa saja jenis – jenis gempa bumi?
1.2.3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang seismik?
1.2.4. Apakah penyebab dan akibat dari gempa bumi tersebut?
1.2.5. Bagaimana cara mengukur kekuatan gempa?
1.2.6. Dimana lokasi gempa dunia?
1.3. Tujuan.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang gempa bumi, baik penyebab dan akibat gempa tersebut, maupun jenis – jenisnya, serta lokasi gempa dunia dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gempa Bumi
Gerakan keras dan terjadi secara tiba – tiba dibawah permukaan bumi disebut gempa bumi. Kadangkala bumi bergoncang hebat, sehingga bangunan rumah dan gedung – gedung runtuh, jalan dan jembatan rusak serta saluran air dan kawat listrik putus.
Gempa merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Gempa terjadi tidak dengan peringatan atau tanda – tanda awal, tetapi berlangsung begitu saja. Getaran dahsyat dapat mengguncang dan membelah bumi. Akibatnya, bangunan – bangunan dipermukaan bumi rusak dan hancur. Contoh : Gempa di kota Tangshan, Cina Utara, pada bulan Juli 1976 dengan korban meninggal sebanyak 242.000 jiwa. Gempa terdahsyat dalam dua abad terakhir ini berkekuatan 8,3 Skala Richter; Gempa di wilayah Bali pada bulan Januari dan April 2004. Gempa pada bulan Januari 2004 berkekuatan 6,1 Skala Richter. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan , rumah penduduk, dan beberapa warga terluka, terutama di Karangasem , Bali.
Kejadian gempa, baik ringan maupun dasyat, masih merupakan misteri sampai tahun 1960-an. Para ahli seismologi selama beberapa tahun melakukan penelitian mengenai gempa yang terjadi. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pusat gempa di permukaan bumi yang disebut episenter berada di sepanjang jalur perbatasan lempeng kerak bumi.
B. Jenis – jenis Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi oleh beberapa penyebab. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
1. Gempa Tektonik
Kebanyakan gempa bumi terjadi disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan – gerakan sepanjang sesar atau retakan kerak bumi. Gejala tektonik ini merupakan bagian yang dipelajari dalam teori lempeng tektonik. Menurut teori lempeng tektonik pembentukan batuan baru terus – menerus berlangsung pada lapisan kerak bumi. Materi batuan dari bagian bumi yang sangat dalam muncul di sepanjang punggung bukit di dasar laut. Akibatnya, materi batuan yang lama terdesak oleh materi batuan baru. Pelebaran dasar laut terjadi akibat peristiwa ini. Munculnya materi batuan baru menyebabkan gerakan lempeng – lempeng benua. Lempeng – lempeng benua ini ada yang bergerak saling mendekat ( tabrakan ), saling menjauh ( pelebaran ) dan saling bersinggungan( sesar ).
2. Gempa Vulkanik
Gempa yang menggoncang bumi dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam bumi menerobos keatas pada lapisan kerak bumi. Gempa vulkanik mungkin terasa sangat keras didaerah sekeliling gunung api. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai dalam radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang.
3. Gempa runtuhan
Selain gempa tektonik dan gempa vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan batuan bagian atas. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga dibawah tanah. Rongga-rongga bawah tanah yang berupa gua-gua juga dapat terbentuk oleh pelarutan batuan kapur. Apabila rongga-rongga bawah tanah itu runtuh,bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah bila dibandingkan kedua gempa di atas.
C. Gelombang Seismik
Gempa yang mengguncang bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak yang jauh. Mengapa demikian? Karena,gempa menciptakan sebuah gelombang yang disebut gelombang seismik(gelombang gempa). Gelombang seismik ini merambat ke segala arah dari sumber atau titik asal gempa di bawah tanah. Gelombang seismik dapat diibaratkan gelombang yang terjadi bila kerikil yang dijatuhkan ke genangan air. Gelombang sesmik ada yang merambat lewat bagian dalam bumi dan ada yang merambat sepanjang permukaannya. Dengan alat pengukur gempa, ahli geologi telah mengidentifikasi tiga jenis gelombang seismik yaitu :
1. Gelombang pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang primer (P). Gelombang primer mempunyai sifat yang sama seperti gelombang bunyi yang merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan bentuk gelombang kompresi yang merambat melalui batuan dengan memanfaatkan dan memuaikan batuannya sendiri.
2. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S) yang merambat menembus batuan dengan gerakan naik turun.
3. Bila gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga yang merupakan gelombang permukaan.
Gelombang P merambat paling cepat dan mudah merambat pada zat padat dan cair, sedangkan gelombang S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan di bawah gelombang P. Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan makin rapat dan keras. Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling lambat, tetapi mempunyai tenaga paling merusak. Gelombang ini dapat mengelilingi bumi beberapa kali sebelum mereda.
Gelombang seismik memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa. Gelombang yang mencapai episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi yang berada tepat di atas sumber gempa di dalam bumi, kemudian menyebar dalam lingkaran konsentris.
D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi itu terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Besar kemungkinan terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada pedalaman lebih dari 600 KM. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena bergeraknya magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya masa air yang sangat besar di balik Dam, seperti Dam Karabia, Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi ( atraksi) cairan dari atau ke dalam bumi. Contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Orsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga Seismisitas Terinduksi.
E. Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lingkungan berupa banjir besar yang menimbulkan celah permukaan bumi, tanah longsor, penurunan/ pengangkatan lapisan tanah, pencairan, atau pelumeran tanah, serta gempa susulan. Salah satu dampak yang paling merusak dari gempa bumi di daerah pantai adalah terjadinya tsunami (bahasa Jepang: gelombang pelabuhan )
F. Cara Mengukur Gempa
Para ilmuwan mengukur kekuatan gempa dengan dua cara. Pertama, menggunaka alat pengukur yang disebut Skala Richter. Mereka mengukur jumlah energy gempa yang dilepaskan dengan member sekala 0 sampai dengan 9. Gempa berkekuatan Skala Richter berarti 100 juta kali kuatnya dari gempa berskala 1.
Kedua, Skala Mercalli mengukur jumlah kerusakan gempa dan memberi skor dari 1 sampai dengan 12. Skor 1 berarti gempa tidak berbahaya, tetapi skor 12 berarti gempa merusak seluruh bangunan.
G. Lokasi Gempa Bumi Dunia
Lapisan kerak bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempeng-lempeng yang membentuk lapisan luar bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan kecepatan 10 cm pertahun. Geraka lempeng-lempeng tektonok ini ada yang saling bertabrakan, saling menjauh dan saling bergesekan. Di sepanjang perbatasan dua lempeng merupakan lokasi atau sumber gempa bumi yang paling sering terjadi. Selain gempa bumi, disepanjang perbatasan itu juga merupakan jalur gunung api. Dengan demikian, sumber gempa bumi dapat dikatakan identik dengan jalur gunung api.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Gempa bumi (seisme) merupakan gerakan keras yang terjadi secara tiba-tiba di bawah permukaan bumi, yang merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan. Gempa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor serta bencana tsunami di daerah pantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar