Sabtu, 31 Maret 2012

PENGARUH GENDER DALAM LINGKUNGAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lingkungan manusia berubah secara dinamis oleh dua pengaruh besar, yakni bencana alam dan intervensi manusia. Pencemaran lingkungan terjadi lebih banyak disebabkan oleh aktivitas manusia yang sekaligus juga membawa dampak yang merugikan manusia sendiri.

Pencemaran akan terjadi apabila di dalam lingkungan hidup manusia (baik lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosialnya) terdapat suatu “bahan” dalam kosentrasi demikian besar, dihasilkan oleh proses aktivitas kehidupan manusia sendiri, dan akhirnya merugikan kualitas kehidupan manusia juga. Kemudian “bahan” tersebut disebut dengan bahan pencemar (polutant), sedangkan pencemarannya sendiri disebut sebagai peristiwa polusi, pencematan, atau pollution.


Konsep tentang bahan pencemar di atas ternyata juga berkembang dari waktu ke waktu. Pada mulanya yang dikatagorikan sebagai bahan pencemar ini hanyalah bahan-bahan “baru” saja dalam kehidupan manusia, seperti : plastic, kaleng dan semacamnya. Namun pada perkembangannya, konsep tersebut diperluas dengan batasan bahwa suatu pencemar tidak hanya bersifat “baru”, tetapi bahan atau zat-zat yang “lama” (dalam arti sudah ada sejak kehidupan manusia) pun dapat dinamakan sebagai bahan pencemar jika konsentrasinya menjadi sedemikian besar sehingga mengakibatkan kerugian bagi manusia. Akhirnya konsep tentang bahan pencemar ini berkembang pula menjadi tidak hanya terbatas kepada suatu bahan yang bersifat material, tetapi suatu bentuk tingkah laku manusia yang klimmaterial pun dapat dikatagorikan sebagai bahan pencemar, selama tingkah laku ini membawa kepada kehancuran kehidupan manusia itu sendiri. Pencemaran yang disebabkan oleh bahan pencemar terakhir ini dinamakan sebagai peristiwa pencemaran social atau pencemaran kebudayaan. Pada sisi lain, pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982 didefinisikan sebagai masuknya (dimasukkannya) makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kehidupan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidk dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Definisi yang panjang itu pada dasarnya dapat disederhanakan dengan melihat 3 unsur dalam masalah pencemaran, yakni : sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah perubahan konsentrasi suatu bahan (hidup atau mati) pada lingkungan dan merosotnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan. Ditinjau dari aspek sumber, sesungguhnya proses alamiah murni sebagai gempa atau gunung meletus lebih banyak merupakan bencana sehingga pencemaran seharusnya menitikberatkan pada proses kegiatan manusia saja.

Rumusan Masalah 

Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan lingkungan?
Apa yang dimaksud dengan gender?
Mengapa wanita lebih rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan?
Apa dampak kesehatan lingkungan terhadap wanita?
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif berkaitan dengan kesehatan lingkungan terhadap kesehatan wanita?
 
Tujuan Penulisan
 
  Mengetahui pengertian kesehatan dan lingkungan
  Mengetahui pengertian gender
  Mengetahui alasan wanita lebih rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan
  Mengetahui dampak kesehatan lingkungan terhadap wanita
  Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif berkaitan dengan kesehatan lingkungan terhadap kesehatan wanita

BAB II
PEMBAHASAN
 
Pengertian kesehatan dan lingkungan
 
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
 
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
 
Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”. Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
 
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
 
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut:
Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
 
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
 
Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
 
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
 
 
Pengertian Gender 

Gender penting untuk dipahami dan dianalisis untuk melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang membawa kerugian dan penderitaan terhadap perempuan. Apakah gender telah memposisikan perempuan secara nyata menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh pihak laki-laki.
 

Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminin seperti halus, lemah, perasa, sopan, penakut. Perbedaan tersebut dipelajari dari keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan dan media.
Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno Suharti, 1995).
 
Alasan wanita lebih rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan kesehatan dan lingkungan
 
Keterkaitan perempuan dalam lingkungan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, karena perempuan dapat mempengaruhi gaya hidup keluarga dan masyarakat sekelilingnya. Perempuan dalam kesehariannya cenderung lebih dekat dengan lingkungan, seperti ketersediaan air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga, merawat kebun, dsb. Apalagi perempuan yang berada di pedalaman, umumnya mereka mempunyai pengetahuan turun temurun mengenai tanaman obat dan kearifan lingkungan. Perempuan juga mempunyai kemampuan lebih untuk menggerakkan masyarakat, sehingga membuat perempuan berpotensi untuk gerakan lingkungan.
 
Namun, perempuan juga banyak memiliki masalah dengan pengelolaan lingkungan hidup, dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya penggunaan zat-zat kimia dalam rumah tangga, bahkan sampai pada masalah kecantikan. Kurangnya akses perempuan pada berbagai informasi tentang lingkungan hiduplah yang membuat perempuan berpotensi untuk merusak lingkungan dengan ketidaktahuannya. Sehingga perempuan menjadi lebih rentan terhadap dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan.

 Dampak kesehatan lingkungan terhadap wanita
 
Secara biologis perempuan jelas berbeda dari laki-laki. Perbedaan itu dimulai dari struktur genetiknya, pada laki-laki dikenal memiliki kromosom kelamin XY, sedang perempuan memiliki kromosom kelamin XX. Kromosom manusia yang berperan dalam menentukan ciri individu itu terdiri dari ratusan ribu gen yang setiap gen membawa ciri tertentu pada manusia tersebut. Sebuah gen memberi perintah membentuk sebuah molekul protein, sedang protein itu memberi pengaruh khusus pada manusianya. Misalnya, molekul protein yang membentuk enzim dan hormon akan memberi efek besar pada ciri manusia itu sesuai dengan peran dan fungsi enzim dan hormon tersebut. Belum lagi protein yang berperan sebagai neurotransmiter yang berdampak besar pada proses aktifasi saraf, dan juga ikut berperan pada pembentukan tabiat dan tingkah laku manusianya.
Jumlah keseluruhan kromosom manusia 23 pasang, yakni 22 pasang kromosom umum dan sepasang kromosom kelamin. Pada kromosom kelamin kelamin itu selain membawa ciri organ kelamin (luar dan dalam) yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan, juga terbawa oleh kromosom itu banyak sekali ciri keperempuanan dan dan kelaki-lakian yang sangat jelas. Misalnya, kandungan molekul lemak dalam jaringan otot perempuan yang berbeda dengan laki-laki, perilaku dasar atau temparemen (kepekaan emosi) yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, warna suara yang berbeda, dan postur tubuh yang berbeda. Bahkan penyakit yang dibawa oleh laki-laki dapat berbeda dengan perempuan, misalnya kelainan buta warna tidak akan manifes pada wanita, tetapi akan jelas muncul pada laki-laki yang mengandung gen yang bersangkutan. Kanker usus besar, misalnya lebih sering dijumpai pada laki-laki daripada perempuan.
 
Dengan pemahaman perbedaan antara laki-laki dengan perempuan secara mendasar seperti itulah kini mudah dipahami laki-laki tidak mungkin menyamai perempuan, dan sebaliknya. Peran mereka dalam keluarga dan fungsi sosialnya pun jelas perlu berbeda agar tidak terjadi kerancuan dalam proses mencapai keharmonisan keluarga dan sosialnya.
 
Pencemaran lingkungan dalam banyak hal dapat berpengaruh sama antara laki-laki dengan perempuan, terutama terkait dengan fungsi umum tubuh. Misalnya, proses terjadinya iritasi mukosa lendir saluran pernapasan oleh SO2 dan NOx akan menghasilkan efek yang sama, yakni mengakibatkan keradangan menahun dan membentuk gangguan pilek dan batuk yang kronis. Begitu pula pengaruh lain seperti gangguan CO, nitrat, virus, kuman, dan semacamnya.
 
Namun di samping gangguan umum seperti di atas, pada banyak hal pula perempuan dapat memperoleh dampak yang tidak mungkin dialami oleh laki-laki. Sebagai contoh yang khas adalah efek teratogenik, yakni gangguan pada pertumbuhan janin di dalam kandungan yang hanya akan dialami oleh perempuan yang sedang hamil. Dampak pengaruh tertogenik itu misalnya dapat berbentuk keguguran spontan, kelahiran cacat, kelahiran prematur, gangguan perkembangan bayi, kanker darah pada usia muda, dan semacamnya. Begitu pula kanker payudara, kandung telur, dan mulut rahim jelas banyak diderita wanita yang proses terjadinya dapat saja oleh pencemaran lingkungan, baik melalui proses kontak udara, air, atau makanan. Pelecehan seksual sampai ke korban perkosaan banyak dialami perempuan daripada laki-laki, yang sangat erat kaitannya dengan pencemaran sosial yang kini sedang melanda kehidupan masyarakat
 
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif berkaitan dengan kesehatan lingkungan terhadap kesehatan wanita
 
Wanita harus diikutsertakan dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini perlu agar perempuan memahami betapa pentingnya lingkungan sehingga perempuan akan menjaga dan memelihara lingkungan. Dengan pemahaman tersebut, perempuan akan memunyai andil besar untuk menjaga, memelihara lingkungan dengan baik dan juga dapat menjaga kebersihan lingkungan dari lingkup yang paling kecil.
 
Perempuan memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan. Dalam perannya sebagai pengelola rumah tangga, mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan dan sumber daya alam. Dampak kerusakan lingkungan pun lebih sering dirasakan oleh perempuan. Contoh sederhana adalah ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air lebih dirasakan kaum perempuan karena mereka merupakan pemakai air terbesar dalam rumah tangga.
 
Apa yang dapat dilakukan perempuan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan?
1. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara aktif
Perempuan dapat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara memisahkan sampah rumah tangga berdasarkan jenisnya. Sampah dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan nonorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu singkat). Contohnya adalah sisa makanan dan sayuran. Sampah nonorganik adalah sampah yang sulit teruraikan oleh alam (proses penguraiannya memerlukan waktu lama). Contoh sampah nonorganik adalah plastik. Penanganan yang paling sesuai bagi sampah nonorganik adalah daur ulang (recycle) dan pemakaian ulang (reuse)

2. Produk Rumah Tangga Ramah Lingkungan
Perempuan memiliki peran dengan menentukan produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Untuk memilih produk rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, memilih produk pembersih yang menggunakan bahan aktif biodegradable. Bahan ini termasuk dalam kategori ramah lingkungan karena dapat terurai oleh pengolah limbah dan proses alamiah. Kedua, menghindari produk yang mengandung merkuri. Merkuri merupakan logam berbahaya yang sering ditambahkan dalam beberapa produk, seperti kosmetik, cat, dan baterai.

3. Pemilihan alat-alat rumah tangga yang ramah lingkungan
Dalam memilih peralatan rumah tangga, utamakan untuk produk yang hemat energi. Sebaiknya, pilih juga alat pendingin (AC, kulkas) non-CFC karena bahan tersebut berpotensi merusak ozon.

4. Pendidik Lingkungan Seorang
Perempuan atau ibu merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak. Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran mengenai kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dari penerapan pola pengelolaan sampah dan pemilihan produk yang ramah lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga, anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkunganya. Dan jika nantinya kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa depan akan terbentuk generasi yang peduli pada lingukungan.
 

BAB III
PENUTUP
 

KESIMPULAN
 
- Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut
 
- Kesehatan Lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat
 
- Gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial; masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas, hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-laki
 
- Kurangnya akses perempuan pada berbagai informasi tentang lingkungan hiduplah yang membuat perempuan berpotensi untuk merusak lingkungan dengan ketidaktahuannya. Sehingga perempuan menjadi lebih rentan terhadap dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan.
 
- Dampak :kanker payudara, kandung telur, dan mulut rahim jelas banyak diderita wanita yang proses terjadinya dapat saja oleh pencemaran lingkungan, baik melalui proses kontak udara, air, atau makanan.
 
- Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif berkaitan dengan kesehatan lingkungan terhadap kesehatan wanita misalnya: pengelolaan sampah rumah tangga secara aktif, produk rumah tangga ramah lingkungan, dan pemilihan alat-alat rumah tangga yang ramah lingkungan.
 
DAFTAR PUSTAKA

Amsyari, Fuad. Membangun Lingkungan Sehat. 1996. Surabaya: Airlangga University Press
Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. 2007. Jakarta: Rineka Cipta

1 komentar: